Rabu, 06 November 2013

Dear Pap...

Dear pap...
Hari ini aku mau menuliskan semua rasa sayang ku ke papah disini. Rasa sayang yang tak akan pernah berujung dan tak akan mungkin berakhir. Aku memang tak punya keberanian untuk berkata langsung dihadapanmu. Tapi percayalah, aku tak pernah lupa menyebut namamu dalam setiap doaku. Rasa sayang ku melebihi apapun, tapi mungkin tak akan pernah bisa melebihi rasa sayangmu kepadaku. Ya, aku yakin papah pasti sayang banget sama aku.


Aku tak pernah menyesal punya papah seperti papah. Aku selalu berdoa agar papah selalu diberi perlindungan. Meskipun banyak yang berkata doaku tak mungkin tersampaikan, tapi aku tetap berusaha. Aku yakin jika aku terus berusaha, Tuhan akan memberikan toleransi padaku, dengan cara mengabulkan setiap doaku untukmu.


Aku tak pernah membenci keadaan. Aku selalu bersyukur bisa terlahir seperti ini. Bisa ditakdirkan sebagai anak papah. Meskipun tak seindah dan semudah kehidupan yang lain, aku tetap bersyukur. Setidaknya ini berarti aku bisa lebih kuat daripada yang lain. Aku bisa belajar apa yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkannya. Ya meskipun aku tak menampik bahwa aku sering kali membatin. Karena saat ini, aku memang belum sepenuhnya kuat. Perasaan dan otakku seringkali tak beriringan. Seringkali berfikir untuk menyerah. Tapi bersyukur sampai detik ini aku masih bisa meyakinkan diri bahwa suatu saat akan ada keajaiban yang Tuhan berikan.


Mungkin kalau boleh sedikit mengeluh, aku hanya sedikit iri pada yang lain. Aku hanya penasaran bagaimana rasanya mendapat perhatian lebih darimu, bagaimana rasanya di IMAM-i oleh seorang ayah, bagaimana rasanya dipimpin doa oleh seorang ayah. HAHA yang terakhir sebenarnya aku pernah merasakan, bedanya pada saat itu doa-nya tak sama seperti yang aku harapkan. Doa-nya memang sama-sama baik, hanya saja caranya yang berbeda. Pada saat itu, engkau melipat tanganmu dan aku menengadahkan tanganku sedikit bersembunyi. Bukan karena malu, tapi berusaha menghargai. Aku berharap lebih dari itu.



Dear Pap...
Mungkin papah memang bukan yang terhebat. Bahkan bisa dibilang jauh dari kata itu.
Hanya 1 dari 1000 sifat papah yang berhasil membuat aku bahagia.Meski begitu, setidaknya masih ada yang dapat aku banggakan.
Hanya 1 dari 365 hari dalam setahun, aku benar-benar merasa senang karena papah. Meski begitu , setidaknya masih ada yang dapat aku ceritakan.



Dear Pap...
Pada intinya, aku bersyukur punya papah seperti papah.
Papah tetap yang terbaik untuk aku.
Dan terakhir, aku percaya Mukjizat Tuhan itu nyata.





dys

Tidak ada komentar:

Posting Komentar